Memperjuangkan Nasib Petani dan Peternak, Puluhan Masa FPMN Geruduk Kantor Bupati Nganjuk

Memperjuangkan nasib petani dan peternak, FPMN Desa Ngepung geruduk Kantor Bupati Nganjuk, Kamis (21/7/2022).

NGANJUK (Pewarta88.com) - Puluhan masa yang mengatas namakan Forum Peduli Masyarakat Ngepung (FPMN) Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk. Telah menggeruduk kantor Bupati Nganjuk, Kamis (21/7/2022. Aksi tersebut terkait menyampaikan aspirasinya tentang keluhan merajalelanya hama tikus dan maraknya wabah PMK di Nganjuk.

Dalam Aksi ujuk rasa, puluhan masa datang tepat pukul 09.00 WIB dengan melakukan orasi secara bergantian dilakukan 3 orang orator. Mereka menuntut supaya Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pertanian Pemerintahan Nganjuk supaya cepat dan tanggap untuk menyelesaikan persoalan tentang hama tikus dan wabah PMK yang terjadi sekarang ini.

Suroso, salah satu orator menyuarakan di hadapan umum, menurutnyq sampai saat ini hama tikus dan wabah PMK sangat meresahkan para petani dan peternak. Dan banyak sudah korban sapi yang bergelimpangan.

“Terkait hama tikus juga sudah memakan korban, dengan adanya para petani yang sudah tidak ada solusi, himbauan serta tanggapan dari pemerintah daerah sehingga para petani menanggulangi hama tikus dengan cara memakai setrum (aliran listrik). sehingga banyak korban yang bergelimpangan terkena sengatan setrum aliran listrik,” tegas sang orator, Kamis (21/7/2022).

Lebih lanjut di katakan orator, ia juga menuding Pemerintahan tidak memberi solusi bahkan tindakan upaya penanggulangan hama tikus yang meresahkan petani.

Ditempat yang sama, Suyadi ketua FPMN dalam orasi, masyarakat Nganjuk butuh solusi dan bukan cerita maupun mendengarkan hasil rapat, sang ketua tersebut juga mengusulkan untuk menanggulangi hama tikus yang merajalela.

Ir.Yudi Irwanto, Kepala Dispertan Kab.Nganjuk saat memberi keterangan terkait tuntutan dari FPMN.

“Guna penanggulangan saya mengusulkan bahwa petani atau warga bagi pemburu tikus sawah agar satu ekor tikus di hargai antara seribu atau lima ratus rupiah per ekornya. itu jalan satu satunya pemberantasan hingga memberi penyemangat bagi pemburu tikus di jadikan sebuah pekerjaan,” cetusnya.

Orasi kurang lebih 1 jam lamanya, para pendemo di persilahkan untuk diskusi di ruang rapat sekda dengan di hadiri baik Plt.bupati, kepala dinas pertanian, camat patianrowo hingga kepala BPBD. di akhir diskusi.

Ir.Yudi, selaku kepala dinas pertanian nganjuk saat di konfirmasi media ini menyampaikan, dirinya sangat berterima kasih atas kepedulian dari FPMN memperjuangkan nasib petani dan peternak, karena itu juga sebuah masukan baginya.

“kita sepakat dalam penanganan bisa bersama sama, sampai saat ini angka hewan ternak (sapi) yang terkena PMK sudah cenderung landai. Harapan kami kesadaran masyarakat tinggi dan kesembuhannya pun juga sudah menurun lebih bagus dan sampai saat ini pun vaksinasi yang kita lakukan sudah mencapai 80 persen,” papar pejabat tersebut saat ditemui selesainya pertemuan warga.

Saat disinggung oleh kuli tinta ini tentang usulan dari FPMN adanya penggeropyoan wabah tikus dengan satu ekornya dihargai Rp.500,00 (lima ratus rupiah), apakah bisa untuk di canangkan, orang nomor satu di OPD Pertanian menjawab tegas, apa yang diharapkan para petani ia akan mengupayakannya.

“kami dari dinas oke oke saja, karena berapapun itu kan juga untuk rakyat. Namun tentang anggarannya akan kami usulkan ke Dewan Kabupaten Nganjuk,” tutupnya.(m.to)

Streaming



Baca Juga:

Terbengkalai Selama 3 Tahunan, Pasar Kertosono Mulai Di Bangun Menelan Anggaran 11,4 Milyar

Streaming