![]() |
Gorong- gorong yang menjadi penyebab genengan air di sawah warga seluas 14,5 Hektar yang ada di jalan Ken Dedes Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. |
MOJOKERTO, (Pewarta88.com) – Keberadaan lahan sawah seluas 14,5 Hektar yang ada di jalan Ken Dedes Lingkungan Balongrawe, Kelurahan Kedundung, Kecamatan Magersari Kota Mojokerto. Telah tergenang air hingga 3 tahunan, petani berharap ada solusi supaya bisa bercocok tanam dan tidak merugi.
Misdi, salah satu petani yang ada di lokasi jalan Ken Dedes Lingkungan Balongrawe menegaskan, tergenangnya sawah miliknya juga lain dikarnakan gorong - gorong jembatan lebih tinggi dari aliran air dekat sawah, sehingga air hujan tidak bisa mengalir secara maksimal.
Akibatnya, sawah seluas 14,5 Hektar yang ada di jalan Ken dedes tidak bisa ditanami hingga saat ini, dan kerugian puluhan juta diderita oleh para petani yang ada di Kota Mojokerto.
“Masalahnya Air ini kan, kendalannya nggak bisa mengalir deras terus, dan ketinggian air kan lebih dalam sini daripada yang di air sana,” keluh petani tersebut kepada Pewarta88.com saat di temani petani lain di lokasi sawah yang tergenang air, Senin (24/2/2025).
Masih dikatakan, Ini kedalaman 50 cm dari tanah ke air terus di sana tanah itu hanya 20 cm, selisih banyak, jadi seharusnya ini 50 Cm disana itu harusnya 60 cm.
“Disanakan juga tidak apa apa 50-50 sudah sejajar, Kalau sini 50 sana kedalaman 20 ya otomatis kan ibaratnya kayak ada tanggul, jadi air tidak bisa keluar cuman sedikit atau dangkal,” katanya sembari nuding arah gorong-gorong.
Sebelum ini belum dibangun, masih dikatakan petani, dulu yah 2,3 hari sudah surut, itu masalahnya di gorong-gorong itu jadi kendalanya disitu.
“Harapan saya minta gorong gorong itu didalamkan kalau bisa ya dikeruk dalam, biar airnya seimbang, jadi 2 hari sudah selesai dan bisa kering. paling yah bisa beraktifitas,” harap petani yang mengaku dari Lingkungan Sekarputih itu.
Lebih lanjut, untuk tahun ini selama kurang lebih 3 tahun ini tidak cocok tanam sama sekali, Kalau hari kemarau bisa disini dan itupun kesulitan air jadi dua-duanya itu.
“Tahun kemari sudah lewat hampir 5 tahunan itu disini ada orang tani,” pungkas Misdi.
Dalam kesempatan yang sama, Nurkalim yang juga merupakan petani juga mengeluh, sebelumnya ia sudah minta bantuan sama PU, dari gorong gorong sudah di sampai ke pintu tutup bor, itu sudah digali sama bego, dalamnya 50 cm kali ditutup sama Pak Misdi. Lah permintaan petani cuma gorong gorong itulah masalahnya kendala disitu.” Ujarnya.
Masih dikatakan, sama petugas PU itu ngotot dikeruk secara manual, tadi sudah ada bukti dibawah ada warungnya. Itu manual aja tidak mampu akhirnya terpaksa saya bongkar warungnya.
“Akhirnya di bego dan diulangi lagi dibawah gorong-gorong itu dimanual lagi, akhirnya nggak mau. sampai sekarang airnya tetap tergenang karena dangkal terlalu tinggi akhirnya alirannya tidak bisa deras,” jelas Kalim panggilan akrab petani tersebut.
Nah alasannya yang kedua, masih kata Kalim, petugas PU waktu di timurnya Waduk itu ada Bendungan, apa itu batu sudah saya selesaikan suruh bongkar sudah dibersihkan sama petani. ternyata tetap aja airnya sama.
“Jadi tidak ada perubahan sama sekali, cuma harapan petani mintanya yang di gorong gorong itu diselesaikan supaya petani semua bisa memproduksi lahan ini secepatnya. Ini luasnya kurang lebih 14, 5 hektar. cuma ada berapa 30% yang sudah tertanam,” keluhnya.
Lebih lanjut, tapi ada yang korban kurang lebih setengah hektar, itu tenggelam. apalagi sekarang sudah 4 harian kena hujan terus, tambah mau habis nanti.
“Untuk petani yang ngontrak ini kurang lebih ada 11-12 orang, untuk lebih jelasnya untuk masalah kontraknya ke Pak Pi'i sama Pak Swis, ini yang bertanggung jawab masalah lahan,” pungkasnya.
Adanya keluhan petani warga Kota Mojokerto, pewarta88.com berusaha konfirmasi kepada Kepala Keluruhan Kedundung Kota Mojokerto, tetapi pihaknya tidak ada di kantor, kata salah satu staf Kepala kelurahaan tersebut sedang keluar. Ikuti lanjutan berita hanya di majanews.com.(ben/tim)