Pemkot Mojokerto Gelar Sosialisasi Kerukunan Umat Beragama, Ning Ita: Gus Dur Adalah Bapak Pluralisme

Giat sosialisasi kerukunan umat beragama, berlangsung di ruang Sabha Mandala Madya Kantor Pemkot Mojokerto, Selasa (14/2/2023).

MOJOKERTO (Pewarta88.com) – Dalam menjaga kerukunan umat beragama yang ada di wilayah Kota Mojokerto, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto telah menggelar sosialisasi kerukunan umat beragama, berlangsung di ruang Sabha Mandala Madya Kantor Pemkot Mojokerto, Selasa (14/2/2023).

Berlansungnya acara, mederator dari Gusdurian Kota Mojokerto, Muhammad Kholilulloh memberikan penjelasan kepada semua tamu undangan dari berbagai agama yang hadir, bahwa pentingnya generasi muda berperan penting untuk memperkokoh umat beragama.

“Tugas kita adalah menghargai tradisi beragama, dan mengapresiasi itu sangatlah baik,” kata pemateri dari Gusdurian tersebut, Selasa (14/2/2023).

Dirinya juga menegaskan, muncul di tengah-tengah masyarakat yang sempat viral ada salah satu oknum yang menendang sesaji di pegunungan terjadi beberapa tahun yang lalu.

“Hal itu seharusnya tidak terjadi, karena kita junjung tinggi dan menghargai tradisi dan berdaya kita dalam moderasi beragama,” jelas Ilul panggilan akrabnya, salah satu pemateri sosialisasi dalam kerukunan beragama.

Masih dikatakan Ilul, maka dari itu kita mengharapkan dari temen-temen pemuda ini bisa mengambil kebaikan dari yang namanya teknologi informasi sebagai utama komunikasi masa kini dalam sebutan sebagai pemegang aplikasi ataupun mengolah informasi dengan pemuda wajib menjaga kerukunan umat beragama.

Sementara itu, Wali Kota Mojokerto Ika Puapitasari memberikan arahan pentingnya peran pemuda dalam memperkokoh kerukunan umat beragama.

Sosialisasi kerukunan umat beragama, di ikuti 75 pemuda yang tergabung dalam Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB).

“Saya sampaikan bahwa kita apresiasi, kita dulu punya seseorang dengan di beri jukukan bapak pluralisme indonesia, Gus Dur. Beliau adalah tokoh yang menjadi idola bagi siapa saja,” tegas Ning Ita panggilan akrab Wali Kota Mojokerto di depan puluhan tamu undangan dari berbagai agama.

Masih dikatakan Ning Ita, Gus Dur tidak melihat latar belakang agama nya apa. Etnisnya apa. Terapi semua mengakui sebagai bapak pluralisme indonesia.

“Yang bisa merangkul seluruh etnis seluruh agama, ras, atau apapun bahwa kita adalah satu keluarga satu bangsa negara dengan benika tunggal ikanya yang di kuatkan,” sambung orang nomer satu di Pemkot Mojokerto Tersebut.

Lebih lanjut, Maka saya sangat mengapresiasi ketika kita berada pada skup yang lebih kecil yaitu Kota Mojokerto, yang ibarat luasnya hanya seperti satu kecamatan saja ini lengkap berbagai unsur ada di kota ini.

“Kuncinya adalah kekompakan, kuncinya adalah keguyupan dan kerukunan,” tegasnya.

Ning Ita juga berharap, Bagaimana dari unsur pemuda yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda dari sisi keorganisasian bisa memiliki semangat yang sama untuk menjaga kerukunan umat beragama yang ada di Kota Mojokerto.

Di informasikan, selain Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasri, hadir juga dalam Giat Sosialisasi Kerukunan umat beragama, M Imron Kepala Dinas Bakesbangpol Kota Mojokerto, Kepala Kantor Agama Kota Mojokerto Abdul Rahman. Koordinator Gusdurian Mojokerto Muhamad Kholilulloh. Serta diikuti 75 pemuda yang tergabung dalam Generasi Muda Forum Kerukunan Umat Beragama (Gema FKUB). Organisasi tersebut terdiri dari para pemuda dari berbagai agama di Kota Mojokerto, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katholik, Budha, Hindu, dan Konghucu.(ben/tim)