NGANJUK, (Pewarta88.com) – Pemerintah Daerah Kabupaten (Pemdakab) Nganjuk melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pendidikan (Disdik) memasuki pertengahan bulan Juni 2025 diketahui masih memberlakukan System Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun pelajaran 2025- 2026, hal ini dilakukan akibat adanya sekolahan jenjang menengah pertama kurang memenuhi kuota penerimaan anak didik baru.
Diketahui, pada hari terakhir penutupan SPMB SMPN di Nganjuk sudah berakhir pada awal bulan Juni 2025, namun adanya beberapa sekolahan SMPN yang kurang mendapat kuota penerima anak didik baru. maka pihak Disdik memberlakukan SPMB gelombang kedua hingga memasuki akhir bulan juli 2025, pemberlakuan ini khusus bagi sekolah yang kurang mendapatkan kuota.
“Kita dari dinas pendidikan masih memberlakukan SPMB gelombang 2, pemberlakuan ini khusus bagi sekolah jenjang menengah pertama yang kurang mendapatkan kuota anak didik baru,” kata Munawir selaku Kepala Seksi (Kasi) Bidang kurikulum dan Kesiswaan SMP Disdik Pemdakab Nganjuk, kepada awak media, Rabu (18/06/2025) di ruang kerjanya.
Masih dikatakan, kalau mengacu pada petunjuk teknis (Juknis) yang di buat Dinas Pendidikan, jika pada batas akhir pendaftaran SPMB onlane yang berakhir pada awal bulan Juni ini dan ternyata masih ada sekolah yang kurang mendapat kuota atau bagi yang belum terpenuhi, maka sekolah boleh membuka SPMB sampai bulan juli 2025.
Saat disinggung awak media soal data yang sudah Terinput mengenai jumplah sekolah menengah pertama yang kurang mendapat kuota, Munawir kembali menjelaskan, sesuai data yang sudah kami miliki setidaknya ada 16 SMPN dari 54 sekolah yang ada di Nganjuk yang kurang mendapat kuota pendaftaran anak didik baru.
“Dari 16 sekolah seperti halnya SMPN satu atap rejoso, SMPN satu atap lengkong maupun SMPN 5 Kertosono, semisal SMPN 5 Kertosono di tahun ajaran 2024/2025 ini hanya mendapat 9 murid didik baru,” sambungnya.
Lebih lanjut, karena SMPN 5 Kertosono itu juga bagian dari dilema, kalau melihat dari outputnya, eksistingnys SD di Kertosono mencapai 874 murid dan kursi SMP itu mencapai 108.000 kursi.
“Artinya kelulusan anak SD sama kursi yang disiapkan di SMP masih banyak kursi yang di siapkan di SMP," pungkasnya.(nyoto)