Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati Hadiri Giat Kelompok Wanita Tani Di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
Bupati Ikfina ketika menghadiri kegiatan Pemberdayaan KWT dalam rangka peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, Selesa (8/11/2022). |
MOJOKERTO (Pewarta88.com) – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengapresiasi kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang dilaksanakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT). Bupati Ikfina mengatakan, dalam memanfaatkan pekarangan dapat memberikan pengaruh yang sangat luas terkait dengan masalah ketahanan pangan dan inflasi di daerah.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ikfina ketika menghadiri
kegiatan Pemberdayaan KWT dalam rangka peningkatan pasca panen dan pengolahan
hasil, yang diinisiasi oleh Dinas Pangan Dan Perikanan (Dispari)
Kabupaten Mojokerto.
Diikuti sedikitnya 250 peserta KWT. Pada pelaksanaan
kegiatan Pemberdayaan KWT juga dihadiri Kepala Dispari Kabupaten Mojokerto M.
Ridwan, Camat Pacet, Camat Jatirejo, Camat Gondang, Camat Dlanggu, Camat
Kutorejo, Camat Puri, Kepala desa Terusan serta kepala desa Mojorejo.
Pada momen itu, Bupati Ikfina mengungkapkan, mulai bulan
Maret tahun 2022, Presiden RI Joko Widodo sudah mengingatkan seluruh kepala
daerah se-Indonesia terkait dengan ancaman inflasi. kekhawatiran terkait
ancaman inflasi tidak hanya di Indonesia, tetapi secara global.
“Sekarang sudah bukan November tinggal satu bulan lagi tahun
2022 berakhir. Ternyata inflasi khususnya di Kabupaten Mojokerto mengalami
inflasi lebih dari 5 persen, itu adalah pada akhir bulan September dan tentunya
faktor utamanya adalah kenaikan harga BBM.
“Tetapi alkhamdulillah ternyata akhir Oktober Inflasi kita
turun menjadi 4 persen, artinya bahwa kita masih dalam kondisi yang bisa
dikatakan stabil,” ucap Ikfina di Pasar Rakyat Mojo Kembangsore Park, Selasa
(8/11/2022).
Bupati Ikfina menambahkan, selain kenaikan harga BBM, salah
satu faktor adanya inflasi disebabkan oleh harga bahan makanan pokok (volatile
foods) yang memiliki potensi fluktuasinya tinggi, seperti cabe rawit.
“Jadi cabe rawit merupakan komponen pembentuk angka inflasi yang sangat besar karena pas murah bisa murah sekali kalau lagi mahal bisa lebih mahal dari daging sapi,” jelasnya.
Maka pada momen ini, Bupati Ikfina sangat mengapresiasi
kepada para petani, para KWT, serta kelompok-kelompok tani lainnya yang telah
berpartisipasi melakukan kegiatan penanaman dan terus memanfaatkan pekarangan
di sekitar rumah dengan program P2L maupun pemanfaatan lahan kosong yang
dijadikan tempat penanaman bahan pangan, hal tersebut akan menjadi suatu
support sistem yang sangat baik terhadap ketahanan pangan.
Untuk mendukung pemberdayaan para kelompok KWT dalam
menyukseskan program P2L, Maka, Bupati Ikfina meminta kepada seluruh kepala
desa untuk mendukung hal tersebut dengan penggunaan 20 persen dari dana desa
yang harus digunakan untuk ketahanan pangan.
“Karena sampai saat ini penerjemahan pemanfaatan 20 persen
dana desa untuk ketahanan pangan ini masih sangat bervariasi. Maka saya minta
tolong fokusnya untuk ketahan pangan ini memanfaatkan lahan-lahan diluar lahan
pertanian,” ucapnya.
Bupati Ikfina juga mencontohkan, di Kabupaten Mojokerto
fluktuasi harga cabai sangat tinggi. Ketika 50 persen masyarakat menanam cabe
sendiri, tentu ini akan memberikan support yang sangat baik. Sehingga ini akan
membantu menurunkan harga cabe ketika harga cabai lagi naik maupun turun.
“Jadi masalah inflasi ini tidak hanya tergantung pada
ketersediaan barang secara fresh tetapi juga bagaimana sosial budaya masyarakat
dalam memanfaatkan komoditi tersebut di dalam konsumsi sehari-hari,” bebernya.
Bupati Ikfina menjelaskan, salah satu faktor terkendalinya
inflasi di Indonesia karena memiliki tanah yang subur sehingga bisa ditanami
bahan-bahan pangan yang butuhkan.
“Makannya kita syukuri, disyukurinya tidak cukup dengan
alhamdulillah tetapi harus dengan tindakan nyata yang produktif bagaimana
betul-betul kita memanfaatkan karena kalau pekarangan rumah dimanfaatkan betul
untuk ditanami bahan-bahan pangan maka tidak hanya masalah ketersediaan bahan
pangan yang bisa kita wujudkan tetapi juga keindahan bisa kita wujudkan,”
ujarnya.
Bupati Ikfina juga mengajak agar masyarakat menjadikan
makanan-makanan yang dihasilkan oleh tanah Mojokerto sebagai primadona kembali,
seperti makanan olahan dari dari beras, ketan, serta singkong yang dapat
menjadi tepung beras, tepung ketan, tepung maizena, dan tepung tapioka. Karena
dapat mempertahankan dan meningkatkan ketahanan pangan di wilayah masing-masing
serta pada saat ini Indonesia masih mengimpor gandum sebagai bahan utama dari
tepung terigu.
“Nah silahkan menjadikan makanan-makanan yang bahan dasar
ini asli tumbuh dari tanah kita ini untuk menjadi favorit,” jelasnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto
juga menghimbau, agar para kelompok KWT yang menjual berbagai produk olahan
agar dapat meningkatkan kapasitasnya dalam sistem manajemen administrasi maupun
keuangan untuk mendukung faktor ekonomi.
“Kalau terjadi perubahan harga minyak, kalau terjadi
perubahan harga gasnya, kalau ada perubahan harga dasar tarif listriknya tidak
bisa menghitung sehingga menjadi suatu masalah, nah ini bahaya,” jelasnya.
Bupati Ikfina juga meminta, untuk menjaga stabilitas kondisi
wilayah di Kabupaten Mojokerto, dengan mengajak seluruh masyarakat dapat
berpartisipasi dan bekerjasama dalam menyukseskan program P2L.
“Saya minta tolong, mohon partisipasi yang sudah kalian
jalankan ini dilanjutkan dan dikembangkan serta Pemerintah Desa untuk mendukung
dan mensupport,” pintanya (ben/adv).